My Galery

WELCOME MY BLOGER . vickybabel10.blogspot.com. DRILLING. RECORDING. HSE. TOPOGRAFI. FREELOADING. CLEARING / BRIDGING. SEISMIC SURVEY ACQUISITION

Wednesday, March 20, 2013

PROCESSING

Pada awalnya data seismik direkam dalam common-shot gather. Common-shot gather adalah sekumpulan trace yang mempunyai atau berasal dari satu source point yang sama. Karena pada umumnya pengolahan data seismik dilakukan pada domain common-midpoint (CMP), maka data common-shot gather tadi disusun dan di-sort ke bentuk CMP gather. CMP gather adalah sekumpulan trace yang memiliki titik tengah (midpoint) yang sama. Sebelum proses stacking, masing-masing CDP gather dikoreksi dari efek perbedaan jarak offset yang disebut Normal Move Out (NMO). Sebuah fungsi kecepatan yang disebut stacking velocity dibutuhkan dalam koreksi NMO. Stacking velocity didapat dari sebuah proses yang disebut velocity analysis.
Velocity Analysis adalah perhitungan dan penentuan fungsi kecepatan (stacking velocity) dari pengukuran fungsi velocity normal move out. Perhitungan dibuat dengan mengasumsikan fungsi kecepatan normal moveout (VNMO), menerapkannya ke CDP gather, mengukur koherensi pada fungsi VNMO tersebut, dan mengubah fungsi VNMO untuk mencari koherensi maksimal. Nilai-nilai koherensi ini diukur, dipetakan dan diberi skala warna untuk proses velocity picking. Nilai-nilai koherensi yang telah dikontur disebut juga dengan semblance.
Agar didapatkan nilai kecepatan yang tepat, maka picking velocity harus berdasarkan pada tampilan beberapa panel yang muncul ketika melakukan picking velocity seperti panel Semblance, panel CDP gather, panel Velocity Function Stack (VFS) dan panel Dynamic Function dimana keempat panel tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan kecepatan.
Semblance panel menampilkan nilai-nilai koherensi dari berbagai trace dalam kontur skala warna sebagai fungsi waktu dan kecepatan. Warna kontur merah melambangkan nilai semblance maksimum, sehingga melambangkan juga fungsi kecepatan NMO yang paling tepat untuk mengkoreksi event seismik yang menghasilkan koherensi. Semblance panel digunakan untuk menentukan fungsi stacking velocity, dengan cara memilih nilai-nilai semblance yang paling tepat.
Gather panel juga digunakan dalam menentukan fungsi kecepatan. Gather panel menampilkan super gather dari sejumlah CDP yang telah ditentukan. Super gather didapat dari sejumlah CDP yang masing-masing tracenya di-stack secara common-offset, sehingga menghasilkan hanya satu CDP gather, yaitu super gather.
Panel yang menampilkan deret trace-trace dari beberapa CDP yang telah di-stack disebut panel Velocity Function Stack (VFS). Trace-trace ini dikoreksi untuk NMO dengan masing-masing menggunakan fungsi kecepatan yang berbeda. Panel ini digunakan untuk memilih fungsi kecepatan yang memberi respon data stack yang maksimum. Sehingga panel ini juga bisa dijadikan sebagai referensi untuk melihat hasil koreksi NMO setelah diterapkan nilai kecepatan dari proses picking velocity. Jika fungsi kecepatan yang digunakan tepat, event seismik primer dalam gather panel akan terlihat datar. Jika kecepatan yang digunakan terlalu rendah, maka event seismik primer dalam gather panel akan melengkung ke atas, sedangkan jika kecepatan yang digunakan terlalu tinggi, maka akan melengkung ke bawah
Panel Dynamic Stack menampilkan pendekatan data stack yang dihitung dengan menggunakan fungsi kecepatan yang telah dipilih. Panel ini digunakan sebagai kontrol kualitas (QC) dari fungsi kecepatan yang dipilih. Keempat panel velocity analysis tersebut digunakan sebagai acuan atau patokan dalam menentukan NMO velocity yang paling tepat untuk digunakan dalam proses stacking.
Hasil akhir dari flow ini adalah suatu penampang post-stack, yang biasa disebut brute stack. Penampang ini, pada dasarnya merupakan penampang post-stack yang pertama kali dihasilkan dari suatu pengolahan data seismik dan disebut sebagai stack kasar (“brute stack”) karena belum mendapat efek-efek lain dari pengolahan data seismik. Selain itu, parameter kecepatan yang digunakan dalam brute stack ini juga belum sepenuhnya tepat. Brute stack ini dihasilkan hanya untuk melihat gambaran awal dari suatu event seismik. 

 

Post-processing


1. Koreksi Residual Statik
Dalam flow ini akan dilakukan koreksi statik sisa, yang disebut residual statics correction. Input dari flow ini pada dasarnya adalah koreksi statik ketinggian dari source dan receiver yang telah dihasilkan sebelumnya dari subflow apply elevation statics di dalam flow refraction statics. Sebelum masuk ke residual statics, flow pengolahan data seismik masuk dulu ke trace display, agar dapat dilakukan static horizon picking yang nantinya akan digunakan sebagai time gate pada pengaplikasian koreksi statik sisa tersebut.
Static horizon picking dilakukan dengan membuat picks untuk satu ensemble traces pada suatu time, dimana pada time tersebut diperkirakan akan terdapat event seismik yang utama/dominan.

Setelah dilakukan picking autostatic horizon, kemudian hasil dari koreksi residual static ini diaplikasikan kembali ke data preprocessing untuk di hitung ulang nilai kecepatannya melalui analisa kecepatan tahap 2. Sehingga, setelah melalui tahapan proses ini diharapkan data-data yang dihasilkan benar-benar sudah terkoreksi secara benar dan menghasilkan penampang seismik yang benar-benar merepresentasikan keadaan bawah permukaan bumi dengan tepat. Adapun tampilan dari hasil residual static serta analisa kecepatan ke-2 ini dapat ditampilkan / di-display ke dalam display Final Stack.

2. Migrasi
Untuk mengkoreksi letak titik refleksi pada posisi sebenarnya maka digunakanlah metode migrasi. Dalam flow ini akan dilakukan serangkaian tahap untuk mengaplikasikan proses migrasi pada data, sehingga akan dihasilkan dataset terakhir dari pengolahan data seismik ini berupa data yang telah dimigrasi (migrated data). Algoritma migrasi yang akan diaplikasikan dapat dipilih sendiri oleh user, disesuaikan dengan kebutuhan dan treatment dari data yang bersangkutan. Dalam panduan ini, metode yang akan digunakan untuk migrasi adalah dengan menerapkan postack time migration menggunakan finite difference time migration dengan max dip 70 derajat. Pemilihan ini didasarkan pada hasil pemilihan atau try & error pemilihan parameter.
Sampai dengan tahap ini telah selesai dilakukan serangkaian tahap dalam melakukan pengolahan data seismik postack time migration untuk tahap dasar, yaitu dari pembacaan raw data seismik sampai dengan dihasilkannya data postack yang telah di migrasi.
Pada penampang postack hasil migrasi tersebut diatas, sangat terlihat adanya efek smile atau swing. Efek tersebut dapat disebabkan oleh adanya noise dominan yang belum dibersihkan secara optimal pada saat proses trace editing. Adanya hal tersebut sekaligus untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa kurang optimalnya (atau bahkan kesalahan) dalam pengolahan data seismik di suatu tahap (atau flow) akan sangat mempengaruhi hasil pengolahan dari tahap lainnya, hingga pada akhirnya kesalahan-kesalahan itu akan terakumulasi pada hasil akhir pengolahan data seismik, yang dalam konteks ini adalah penampang postack hasil migrasi.
Sebagai tahapan akhir dari field processing, dilakukan suatu tahapan akhir berupa plotting, dimana plotting ini dilakukan sebagai alat untuk menampilkan hasil akhir data berupa penampang seismik dalam bentuk wiggle lengkap dengan attribut-atribut keterangan yang menyertainya.