Survei GPS
Survey GPS dilaksanakan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan pekerjaan pengukuran topografi lintasan
seismik. Tahapan survey GPS dimulai dari desain jaring diatas peta,
orientasi lapangan, desain jaring final (setelah orientasi lapangan
mengenai obstruksi dan aksesibilitas tempat), pembuatan tugu GPS (BenchmarkGPS), pengukuran GPS, pemrosesan data GPS dan pelaporan hasil.
Dalam survei GPS di dunia
seismik, yang paling penting adalah masalah mengenai manajemen survei.
Proses perencanaan survei yang mendetail, komprehensif dan realistis
perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Ada beberapa tahapan yang
biasanya dilakukan dalam survei GPS yaitu :
- Perencanaan : peralatan, geometri, strategi pengamatan, strategi pengolahan data.
- Persiapan : Organisasi pelaksanaan, reconnaissance (pengenalan lapangan).
- Pengumpulan Data : Monumentasi, pengamatan satelit, data pelengkap.
- Pengolahan Data : Pemrosesan awal, perhitungan baseline, perhitungan jaringan, transformasi koordinat, kontrol kualitas.
- Pelaporan
Tidak
menutup kemungkinan ketika kita akan melakukan survei, peralatan yang
kita gunakan berbeda-beda merk dan spesifikasi teknisnya. Terkadang,
dalam kondisi darurat penggunaan alat yang berbeda frekuensi (single dan double)
terpaksa dilakukan. Jika hal ini terjadi, solusi paling memungkinkan
adalah dengan menggunakan format data RINEX dalam pemrosesan data.
Pada pelaksanaan survei GPS,
diperlukan receiver GPS tipe navigasi untuk mencari lokasi titik yang
telah direncanakan (kegiatan reconnaissance). Selain itu GPS tipe
navigasi digunakan juga untuk mengecek penampakan satelit pada lokasi
yang dipilih serta membantu pergerakan tim survei.
Kendaraan bermotor diperlukan
untuk pergerakan tim survei agar lebih efektif sehingga rencana survei
yang telah dibuat bisa terlaksana. Akan lebih baik jika supir kendaraan
adalah orang lokal, karena selain tahu daerahnya, juga bisa difungsikan
sebagai orang kehumasan. Jenis kendaraan disesuaikan dengan daerah
suvei.
Komunikasi penting dalam
pelaksanaan survei GPS untuk sinkronisasi waktu pelaksanaan survei. Maka
dari itu setiap personil pengamat GPS dibekali dengan radio komunikasi,
sehingga pelaksanaan survei GPS dapat berjalan lancar.
Untuk penentuan geometri
pengamat, parameter yang harus diperhatikan adalah : Lokasi titik,
Jumlah titik, Konfigurasi jaringan, dan Karakteristik baseline. Titik
ikat diusahakan sebisa mungkin merupakan titik ikat yang terdekat dengan
area survei. Biasanya digunakan titik ikat dari BAKOSURTANAL ataupun
titik ikat hasil pengukuran sebelumnya yang diberikan oleh klien. Untuk
titik ikat vertikal, biasanya digunakan titik TTG atau jika memang
diperlukan maka dilakukan pengamatan pasang surut selama 1 bulan untuk
penentuan MSL.
Dalam hal konfigurasi baseline,
konfigurasi dibuat dengan memperhitungkan : spesifikasi teknis, kondisi
medan, fungsi dari titik-titik GPS itu nantinya, strategi tim survei,
dan faktor efektifitas dan efisiensi. Konfigurasi jaringan yang baik
tidak ada gunanya apabila lokasi titik sulit dicapai, selanjutnya tidak
digunakan, atau tugunya hilang.
Strategi pengamatan harus
direncanakan sebaik mungkin karena akan berpengaruh dengan aspek
ketelitian posisi, finansial, waktu, pergerakan personil, akomodasi dan
logistik. Sesi pengamatan GPS direncanakan secara matang sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya.
Penentuan lama pengamatan biasanya memperhitungkan faktor-faktor :
- Ketelitian posisi yang ingin dicapai.
- Panjang baseline.
- Jumlah satelit yang dapat diamat.
- Kekuatan dari satelit geometri.
- Aksesibilitas titik.
- Waktu pergerakan antar titik.
Ada pedoman dari Hasanudin Z. Abidin, mengenai lama pengamatan dengan panjang baseline tertentu, yaitu:
Dalam
survei seismik, tidak menutup kemungkinan bahwa area yang disurvei
merupakan area yang belum ada akses jalan, daerah dengan tingkat
obstruksi yang tinggi, rawan bahaya, ataupun secara teknis daerah
tersebut jauh dari titik ikat (kontrol). Dalam hal titik ikat jauh dari
area survei, secara teknis bisa dilakukan dengan pengukuran tambahan
untuk mendekatkan titik kontrol ke area survei (pengukuran beranting),
ataupun mengikutkan titik ikat langsung ke area survei dengan resiko
baseline yang sangat panjang sehingga butuh waktu pengamatan yang lebih
lama.
Oleh
karena itu sekali lagi, perencanaan survei dan manajemen survei harus
dilakukan sematang mungkin sehingga survei GPS dapat berjalan sesuai
rencana, menghemat waktu dan biaya, serta yang paling penting adalah
sesuai dengan kriteria spesifikasi teknis yang akan dicapai baik
ketelitian horizontal maupun vertikalnya.