My Galery

WELCOME MY BLOGER . vickybabel10.blogspot.com. DRILLING. RECORDING. HSE. TOPOGRAFI. FREELOADING. CLEARING / BRIDGING. SEISMIC SURVEY ACQUISITION

Wednesday, April 3, 2013

TOPOGRAPHIC

Survei GPS





Survey GPS dilaksanakan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pekerjaan pengukuran topografi lintasan seismik. Tahapan survey GPS dimulai dari desain jaring diatas peta, orientasi lapangan, desain jaring final (setelah orientasi lapangan mengenai obstruksi dan aksesibilitas tempat), pembuatan tugu GPS (BenchmarkGPS), pengukuran GPS, pemrosesan data GPS dan pelaporan hasil.

Dalam survei GPS di dunia seismik, yang paling penting adalah masalah mengenai manajemen survei. Proses perencanaan survei yang mendetail, komprehensif dan realistis perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam survei GPS yaitu :
  1.  Perencanaan : peralatan, geometri, strategi pengamatan, strategi pengolahan data.
  2.  Persiapan : Organisasi pelaksanaan, reconnaissance (pengenalan lapangan).
  3.  Pengumpulan Data : Monumentasi, pengamatan satelit, data pelengkap.
  4.  Pengolahan Data : Pemrosesan awal, perhitungan baseline, perhitungan jaringan, transformasi koordinat, kontrol kualitas.
  5.  Pelaporan
Tidak menutup kemungkinan ketika kita akan melakukan survei, peralatan yang kita gunakan berbeda-beda merk dan spesifikasi teknisnya. Terkadang, dalam kondisi darurat penggunaan alat yang berbeda frekuensi (single dan double) terpaksa dilakukan. Jika hal ini terjadi, solusi paling memungkinkan adalah dengan menggunakan format data RINEX dalam pemrosesan data.

Pada pelaksanaan survei GPS, diperlukan receiver GPS tipe navigasi untuk mencari lokasi titik yang telah direncanakan (kegiatan reconnaissance). Selain itu GPS tipe navigasi digunakan juga untuk mengecek penampakan satelit pada lokasi yang dipilih serta membantu pergerakan tim survei.

Kendaraan bermotor diperlukan untuk pergerakan tim survei agar lebih efektif sehingga rencana survei yang telah dibuat bisa terlaksana. Akan lebih baik jika supir kendaraan adalah orang lokal, karena selain tahu daerahnya, juga bisa difungsikan sebagai orang kehumasan. Jenis kendaraan disesuaikan dengan daerah suvei.

Komunikasi penting dalam pelaksanaan survei GPS untuk sinkronisasi waktu pelaksanaan survei. Maka dari itu setiap personil pengamat GPS dibekali dengan radio komunikasi, sehingga pelaksanaan survei GPS dapat berjalan lancar. 

Untuk penentuan geometri  pengamat, parameter yang harus diperhatikan adalah : Lokasi titik, Jumlah titik, Konfigurasi jaringan, dan Karakteristik baseline. Titik ikat diusahakan sebisa mungkin merupakan titik ikat yang terdekat dengan area survei. Biasanya digunakan titik ikat dari BAKOSURTANAL ataupun titik ikat hasil pengukuran sebelumnya yang diberikan oleh klien. Untuk titik ikat vertikal, biasanya digunakan titik TTG atau jika memang diperlukan maka dilakukan pengamatan pasang surut selama 1 bulan untuk penentuan MSL.

Dalam hal konfigurasi baseline, konfigurasi dibuat dengan memperhitungkan : spesifikasi teknis, kondisi medan, fungsi dari titik-titik GPS itu nantinya, strategi tim survei, dan faktor efektifitas dan efisiensi. Konfigurasi jaringan yang baik tidak ada gunanya apabila lokasi titik sulit dicapai, selanjutnya tidak digunakan, atau tugunya hilang.

Strategi pengamatan harus direncanakan sebaik mungkin karena akan berpengaruh dengan aspek ketelitian posisi, finansial, waktu, pergerakan personil, akomodasi dan logistik. Sesi pengamatan GPS direncanakan secara matang sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. 

Penentuan lama pengamatan biasanya memperhitungkan faktor-faktor :
  1. Ketelitian posisi yang ingin dicapai.
  2. Panjang baseline.
  3. Jumlah satelit yang dapat diamat.
  4. Kekuatan dari satelit geometri.
  5. Aksesibilitas titik.
  6. Waktu pergerakan antar titik.
Ada pedoman dari Hasanudin Z. Abidin, mengenai lama pengamatan dengan panjang baseline tertentu, yaitu: 


Dalam survei seismik, tidak menutup kemungkinan bahwa area yang disurvei merupakan area yang belum ada akses jalan, daerah dengan tingkat obstruksi yang tinggi, rawan bahaya, ataupun secara teknis daerah tersebut jauh dari titik ikat (kontrol). Dalam hal titik ikat jauh dari area survei, secara teknis bisa dilakukan dengan pengukuran tambahan untuk mendekatkan titik kontrol ke area survei (pengukuran beranting), ataupun mengikutkan titik ikat langsung ke area survei dengan resiko baseline yang sangat panjang sehingga butuh waktu pengamatan yang lebih lama.

Oleh karena itu sekali lagi, perencanaan survei dan manajemen survei harus dilakukan sematang mungkin sehingga survei GPS dapat berjalan sesuai rencana, menghemat waktu dan biaya, serta yang paling penting adalah sesuai dengan kriteria spesifikasi teknis yang akan dicapai baik ketelitian horizontal maupun vertikalnya.