es, the beginning anTheoretical data obtained from the calculation that will be used as a
reference in field measurment.The data obtained are trace the beginning
and end of the trace given by the client with the coodinates that have
been at set, from beginning and end of the traces,traced then made
liaison with the calculation
1- Determine the large agle (a) of the initial trace (A).
2- Then trajectory is divided into distance d= 30 meters (the between the trace) and obtained values of x and y for each trace in the path :
Theoretical data can be calculated by using Microsoft Exsel. Then the result in autocad infut into program, and after that can be displayed as maps navigasi. Data teoretical infut into the memory card to be installed on the total theoretical station.Data is the used as the reference team topographic surveys in the measurment.Topographic survey to determine the trace and shoot point dots accurately according schedule given client,topographic in seismic survey is process to determine coordinate field (x,y,z) based on the theoretical map.Coordites theoretical planimetric coordites and elavation were detemined by field measurment.Theoretical coordites made based on parameters that werw supplied by the client,the client usually given the coorditd end of line ,a trace interval and the interval shoot point.
1- Determine the large agle (a) of the initial trace (A).
2- Then trajectory is divided into distance d= 30 meters (the between the trace) and obtained values of x and y for each trace in the path :
Theoretical data can be calculated by using Microsoft Exsel. Then the result in autocad infut into program, and after that can be displayed as maps navigasi. Data teoretical infut into the memory card to be installed on the total theoretical station.Data is the used as the reference team topographic surveys in the measurment.Topographic survey to determine the trace and shoot point dots accurately according schedule given client,topographic in seismic survey is process to determine coordinate field (x,y,z) based on the theoretical map.Coordites theoretical planimetric coordites and elavation were detemined by field measurment.Theoretical coordites made based on parameters that werw supplied by the client,the client usually given the coorditd end of line ,a trace interval and the interval shoot point.
Sipat Datar/Levelling/Waterpassing
Pengukuran sipat datar/leveling/waterpassing bertujuan untuk menentukan
beda tinggi antara titik-titik di atas permukaan bumi. Tinggi suatu
obyek di atas permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi,
yaitu bidang yang dianggap ketinggiannya nol. Bidang ini dalam Geodesi
disebut bidang geoid, yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan
permukaan air laut rata-rata (mean sea level). Bidang equipotensial juga
disebut bidang nivo, dimana bidang ini selalu tegak lurus dengan arah
gaya berat dimana saja dipermukaan bumi
Prinsip pengukuran sipat datar
Pengukuran sipat datar adalah penentuan beda tinggi antara dua titik
atau lebih dengan garis bidik horisontal yang diarahkan pada rambu-rambu
yang berdiri tegak atau vertikal. Garis bidik (lurus) dapat dipenuhi
dengan alat teropong, sedangkan untuk membuat mendatar dibantu dengan
nivo tabung.
Prinsip dasar pengukuran beda tinggi metode sipat datar adalah dengan
menghitung selisih bacaan benang tengah rambu muka dan rambu belakang
yang didirikan pada kedua titik pengamatan. Gambaran prinsip pengukuran
sipat datar dapat dilihat pada gambar
Keterangan gambar :
a : bacaan benang tengah rambu belakang
b : bacaan benang tengah rambu muka
HA dan HB : tinggi titik A dan B diatas bidang referensi.
∆HAB : beda tinggi antara titik A dan B
Berdasarkan gambar (I.1) tersebut dapat dicari beda tinggi antara titik A dan B dengan persamaan :
∆HAB = a – b
Untuk menentukan tinggi suatu titik dengan sipat datar dibutuhkan
sedikitnya satu titik lain yang telah diketahui tingginya. Dengan
mengasumsikan tinggi titik A (HA) telah diketahui, maka tinggi titik B
(HB) dapat dicari dengan persamaan :
HB = HA + ∆HAB
Apabila alat didirikan di antara dua buah rambu, maka antara dua buah
rambu dinamakan slag yang terdiri dari bidikan ke rambu muka dan rambu
belakang. Pada teropong, selain garis bidik atau benang tengah (BT),
umumnya dilengkapi dengan benang stadia, yaitu benang atas (BA) dan
benang bawah (BB). Selain untuk pengukuran jarak optis, bacaan BA dan BB
kontrol pembacaan benang tengah (BT), dimana seharusnya pembacaan BT = ½
(BA+BB)
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (Inderaja)
Penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1994)
Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat
pengindera atau alat pengumpul data yang disebut sensor. Berbagai sensor
pengumpul data dari jarak jauh, umumnya dipasang pada wahana (platform)
yang berupa pesawat terbang, balon, satelit, atau wahana lainnya.
Objek-objek data atau objek yang indera adalah objek yang terletak di
permukaan bumi, di atmosfer (dirgantara) dan di antariksa. Pengumpulan
data tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, sesuai dengan
tenaga yang digunakan. Tenaga yang digunakan dapat berupa variasi
distribusi energi elektromagnetik. Data penginderaan jauh dapat berupa
citra (imaginery), grafik, dan data numerik. Data tersebut dapat
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek, daerah, atau
fenomena daerah yang diindera atau yang diteliti. Proses penerjemahan
data menjadi informasi disebut analis atau interpretasi data. Apabila
proses penerjemahan tersebut dilakukan secara digital dengan bantuan
komputer disebut interpretasi digital.
Analisis data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta
tematik, data statistik, dan data lapangan. Hasil analisis yang
diperoleh berupa informasi mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan,
kondisi lokasi, dan kondisi sumber daya daerah yang diindera. Informasi
tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam
proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut.
Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data hingga penggunaan data
disebut Sistem Penginderaan Jauh.
Setiap
pengukuran selalu dihinggapi kesalahan yang sifatnya acak. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan nilai parameter
tertentu dengan meminimalkan kesalahan acak. Hitung perataan adalah
suatu cara untuk menentukan nilai koreksi yang harus diberikan pada
hasil pengukuran, sehingga hasil pengukuran memenuhi syarat geometriknya
(Wolf, 1980). Syarat geometrik merupakan suatu kondisi yang harus
dipenuhi dari hubungan suatu pengukuran dengan pengukuran lainnya.
Hitung Perataan Kuadrat Terkecil
Hitung
perataan kuadrat terkecil dimaksudkan untuk mendapatkan harga estimasi
dari suatu parameter yang paling mendekati harga yang sebenarnya dengan
cara menentukan besaran yang tidak diketahui (parameter) dari sekumpulan
data ukuran yang mempunyai pengamatan lebih. Penyelesaian hitung
kuadrat terkecil dilakukan dengan mencari suatu nilai akhir yang unik
dengan cara tertentu sehingga jumlah kuadrat residualnya (VTPV) minimum, sehingga tidak mungkin ada nilai hasil hitungan lain yang jumlah kuadrat residualnya (VTPV)
lebih kecil (Hadiman, 1991). Nilai parameter yang diperoleh dengan
hitung perataan sebenarnya merupakan nilai estimasi terhadap nilai benar
atau representasi dari nilai terbaik. Prinsip hitung perataan adalah
adanya ukuran lebih atau derajat kebebasan. Persamaan untuk menghitung
derajat kebebasan (r) adalah :
r = n – u
Dalam hal ini :
n = jumlah pengukuran
u = jumlah parameter yang akan dicari