Istilah-istilah dalam survei seismik 3D (part 3)
Signal to Noise Ratio : perbandingan energi sinyal dan energi noise.
Source Point Density: merupakan kerapatan titik-titik penembakan.
Xmin : offset minimum terbesar. Harga Xmin yang kecil digunakan untuk merekam event dangkal.
Xmax : offset maksimum yang bergantung dari strategi penembakan dan ukuran patch. X max biasanya sama dengan jarak setengah diagonal patch. Xmax terbesar berhubungan dengan pengukuran event terdalam.
Migration Aperture : luasan yang perlu ditambahkan pada survey 2D untuk memperoleh cakupan migrasi pada event
yang terjadi akibat kemiringan lapisan. Luasan ini boleh tidak sama
pada tiap sisi daerah survei, tetapi berbeda-beda berdasarkan analisa
kemiringan.
Fold Taper : luasan yang ditambahkan (di permukaan) untuk membentuk fold yang lengkap. Kadang-kadang terdapat tumpang tindih antara fold taper dengan cakupan migrasi karena usaha untuk mereduksi fold di luar cakupan migrasi.
Gambar 1. Istilah-Istilah dalam desain survei 3D (Cordsen, A and Peirce, J., 1995)
Dimana : E = Young Modulus
µ = Shear Modulus
ρ = Density
v = Poisson’s Ratio
K = Modulus Elastis
Vs = 0
dan
yang mana
• Shear Modulus µ :
• Modulus Elastis K :
Hubungan Antara Konstanta Elastik Dan Kecepatan Gelombang Seismik
Dalam teori dari elastisitas,
kecepatan gelombang longitudinal (compressional waves) Vp dan kecepatan
gelombang transversal (shear waves) Vs dalam medium non-porous
dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : E = Young Modulus
µ = Shear Modulus
ρ = Density
v = Poisson’s Ratio
K = Modulus Elastis
Semua
nilai dari setiap parameter tersebut berkaitan dengan kebiasaan dari
material saat suatu subyek (litologi) dikenai suatu tekanan tertentu.
Salah satu contoh, parameter µ digunakan sebagai parameter untuk
mengukur derajat rigiditas dari suatu material. Dalam kasus liquid
(cair), parameter µ mempunyai nilai nol (zero). Oleh karena itu
kecepatan gelombang transversal tidak merambat pada medium cair.
Sehingga kecepatan gelombang longitudinal lebih cepat daripada kecepatan
gelombang transversal. Hal tersebut dijelaskan melalui persamaan
dibawah ini :
Vs = 0
Pada
dasarnya konstanta-konstanta elastis tersebut saling berkaitan antara
satu sama lainnya. Keterkaitan antara satu dengan lainnya dijelaskan
melalui persamaan dasar berikut ini :
dan
Melalui
pengetahuan Vp dan Vs, kita bisa menghitung nilai-nilai beberapa
konstanta elastis lain dari suatu medium. Hubungan lain dari tipe
persamaan tersebut telah dipublikasikan oleh Clark (1966). Hubungan
tersebut dirumuskan sebagai berikut :
• Possion’s Ratio :yang mana
• Shear Modulus µ :
• Modulus Elastis K :
Karena
alasan tersebut maka muncullah usaha-usaha untuk memperoleh atau
menggunakan gelombang seismik transversal dalam penyelidikan seismik
(seismic prospecting) yang semata-mata untuk memperoleh suatu
pengetahuan yang lebih baik tentang kondisi bawah permukaan
(subsurface).
istilah-istilah dalam survei seismik 3D (part 2)
Template : kumpulan patch dimana perekaman dilakukan. Titik-titik sumber ledakan (source) dapat berada di dalam atau di luar patch. Dapat dikatakan bahwa template = patch + titik-titik penembakan di luar patch.
Swath : metode tata letak swath
merupakan garis-garis bawah permukaan yang tidak berhubungan dengan
garis pengukuran di permukaan, sedangkan bila dihubungkan dengan template, swath adalah garis-garis Receiver Line yang diliput pada setiap penembakan.
Midpoint : titik tengah eksak anatara posisi sumber dan receiver.
CMP Bin : sering disebut sebagai piksel, memiliki ukuran bin = (SI/2 * RI/2). Semua midpoint yang terletak di dalam bin ini memiliki CMP yang sama.
Super Bin : merupakan kelompok (group) CMP bin, sering disebut sebagai macro bin atau maxi bin.
Fold : banyaknya midpoint yang akan di stack pada CMP bin.
Istilah-istilah dalam survei seismik 3D (part 1)
Source Line ; lintasan atau titik-titik penembakan (dinamit, atau vibrator) yang diambil pada spasi antar titik yang sama. Spasi ini (Source Interval) biasanya sama dengan dua kali panjang bin CMP pada arah sumbu x. sedangkan spasi ke arah sumbu y disebut Source Line Interval. Spasi ini ditentukan berdasarkan ketelitian daerah yang diminta.
Receiver Line ; lintasan atau titik-titik penerima yang terletak dalam spasi yang teratur (Receiver Interval), biasanya sama dengan dua kali panjang bin CMP. Jarak antar Receiver Line disebut sebagai Receiver Line Interval.
In-Line Direction ; garis-garis yang sejajar dengan Receiver Line. Garis ini serupa dengan arah lintasan pada survey seismic 2D.
X-Line Direction ; garis-garis yang orthogonal dengan Receiver Line.
Box ; luasan yang dibatasi oleh dua Receiver Line dan dua Source Line. Kotak ini dapat dikatakan daerah kecil survey 3D yang secara statistik melingkupi seluruh daerah.
Patch ; menunjukkan semua stasiun penerima yang hidup untuk setiap penembakan yang dilakukan. Patch biasanya berbentuk kotak berisi beberapa Receiver Line yang parallel.
Tiga Tahapan Utama Dalam Pengolahan Data Seismik
Menurut
(Yilmaz, Oz. 2001) setiap tahapan dalam pengolahan data seismik
dimaksudkan untuk meningkatkan resolusi seismik. Resolusi seismik
merupakan kemampuan untuk memisahkan dua buah event yang tampak sangat
berhimpitan baik secara horisontal maupun vertikal.
Tahapan utama itu disebutkan dan dijelaskan seperti berikut ini :
- Dekonvolusi (deconvolution) : dilakukan sepanjang time axix untuk meningkatkan resolusi temporal (verikal) dengan cara mengkompres wavelet seismik dasar unttuk memperoleh suatu wavelet seismik yang kira-kira spike dan menekan gelombang yang mengalami reverberasi.
- Stacking : mengkompres dimensi offset hingga mereduksi volume data seismik untuk memperoleh suatu bidang zero offset dalam penampang seismik dan meningkatkan signal-to-noise ratio.
- Migrasi (migration) : pada umumnya dilakukan pada penampang yang telah distack yang diasumsikan sudah ekuivalen dengan suatu penampang zero offset. Proses migrasi untuk meningkatkan resolusi lateral (horisontal) dengan cara menghilangkan efek difraksi dan memindahkan event-event reflektor miring ke posisi yang sebenarnya (bawah permukaan bumi).