My Galery

WELCOME MY BLOGER . vickybabel10.blogspot.com. DRILLING. RECORDING. HSE. TOPOGRAFI. FREELOADING. CLEARING / BRIDGING. SEISMIC SURVEY ACQUISITION

Sunday, March 6, 2016

1. PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN

Latar Belakang Masalah Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Bumi adalah planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km. Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa . Bumi yang ditempati manusia, antara satu tempat dengan tempat yang lain tidaklah sama bentuk kenampakan alamnya. Wilayah daratan dengan lautan masing-masing memiliki keanekaragam bentuk yang berbeda-beda. Di daratan banyak kenampakan alam yang tampak seperti gurun, padang pasir, pegunungan, lembah, sungai, dll. Kenampakan bentuk muka bumi baik di daratan maupun di lautan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan bentuk, hal ini dikarenakan adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun tenaga yang berasal dari luar bumi (eksogen). Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi, sedangkan tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Adanya bentukan-bentukan akibat aktivitas tenaga endogen dan eksogen menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan ini dikenal sebagai relief bumi . Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa batuan- batuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi mempunyai komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda. Daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari berbagai macam mineral alam ataupun mineral sejenis yang saling terikat erat dan kuat sehingga sukar untuk diepaskan. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai

komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi . Pada umumnya jenis mineral maupun batuan struktur bawah permukaan bumi ini tidak dapat diamati dengan mata secara langsung karena berbagai macam keterbatasan. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam di bawah permukaan bumi adalah salah satu kendala untuk melangkah lebih lanjut dalam upaya mengolah sumber daya alam tersebut secara maksimal. Sehingga perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapal dalam struktur bawah permukaan bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik . Dengan melihat potensi kekayaan sumber daya alam Indonesia yang terkandung dalam bumi sangat melimpah, alangkah ruginya jika kekayaan tersebut hanya tersimpan berjuta-juta tahun dalam permukaan bumi. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Sehingga dengan menggunakan analisis metode geofisika yang berfokus pada metode seismik refraksi maka penulis mengajukan makalah seminar fisika yang membahas tentang “ Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi Menggunakan Metode Seismik Refraksi”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Lapisan bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa lapisan.2.Struktur lapisan bawah permukaan bumi menyimpan SDA (Sumber Daya Alam) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Banyak mineral yang tersimpan di struktur lapisan bawah permukaan bumi. 4. Banyak mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi yang belum diketahui jenisnya. 5. Mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi tidak dapat diketahui secara langsung tanpa menggunakan suatu alat atau metode tertentu. 6. Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat. 7. Ada beberapa cara eksplorasi struktur bawah permukaan bumi. 8. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa jenis 9. Setiap metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi memiliki kelemahan dan kelebihan. 10. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi tidak semunya cocok diterapkan pada setiap lapisan bumi. 11. Penjalaran gelombang seismik dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi mineral di bawah permukaan bumi. C. Pembatasan Masalah Dari masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, maka akan dikaji metode seismik refraksi yang mencakup : 1. Lapisan bumi yang dibahas adalah lapisan bumi dangkal. 2. Ekplorasi seismik yang dibahas adalah eksplorasi daratan. 3. Metode eksplorasi yang dibahas adalah metode eksplorasi seismik refraksi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam Makalah Seminar Fisika ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan metode seismik refraksi?

2. Bagaimana prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi? E. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan yang diinginkan dari penulisan Makalah Seminar Fisika ini adalah: 1. Menjelaskan pengertian metode seismik refraksi. 2. Menjelaskan prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. 3. Menjelaskan prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. F. Manfaat Penulisan Makalah Penulisan Makalah Seminar Fisika ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Memberi informasi tentang pengertian metode seismik refraksi. 2. Memberi informasi tentang prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. 3. Memberi informasi tentang prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi.

Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Strukur Bumi terdiri atas beberapa lapisan yang didalamnya mengandung banyak Sumber Daya Alam. Sebagai suatu Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki kekayaan alam yang tergolong melimpah namun masih banyak yang belum diketahui keberadaannya. Banyak sumber daya alam yang tersimpan di bawah permukaan bumi yang belum tereksplorasi dan belum termanfaatkan dengan baik. Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik yang dibahas adalah seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) . A. Metode Seismik Refraksi 1. Pengertian Gelombang Seismik Seismik berasal dari kata Seismologi. Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi,  Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan ataupun ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam

Benda elastis yang mengalami stress maka akan terdeformasi atau mengalami perubahan bentuk maupun dimensi. Perubahan tersebut disebut dengan regangan atau strain. Strain adalah jumlah deformasi material persatuan A F s6 oleh seismometer. Hasil dari rekaman seismometer tersebut dinamakan seismogram. Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan metode pasif. Metode aktif adalah metode penimbulan gelombang seismik secara aktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi secara alamiah, contohnya gempa. Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Hal ini menyebabkan sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana pergerakan dari lempeng bumi. Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan terdeformasi atau berubah bentuk dan ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat bergerakan lempeng ini berupa tegangan (stress) dan regangan (strain). Tegangan (Stress) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Tegangan merupakan perbandingan dari besar gaya terhadap luas dimana gaya tersebut dikenakan. Gaya yang dikenakan tegak lurus terhadap benda maka tegangan tersebut normal, jika gaya berarah tangensial terhadap luas maka tegangan tersebut tegangan geser, dan jika tidak tegak lurus maupun paralel maka gaya tersebut dapat diuraikan kekomponen yang paralel dan tegak lurus terhadap elemen luas. Persamaan matematis dari tegangan )(.

Merupakan besaran tensor, sedangkan C adalah konstanta yang berupa matriks (tensor) yang menentukan sifat dasar elastisitas dari batuan, parameter merupakan parameter elastik bebas yang dapat mencirikan sifat elastisitas batuan . 2. Jenis Gelombang Seismik Jenis Gelombang Seismik dapat dibedakan menjadi dua yakni Gelombang seismik yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai body wave, dan juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave. Sumber gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber alami terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runtuhan/ longsoran, sedangkan buatan menggunakan gangguan yang disengaja. a. Gelombang Badan/ Body Wave Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media elastis dan arah perambatannya keseluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak partikel pada media dan arah penjalarannya gelombang dapat dibedakan menjadi gelombang P dan gelombang S. Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi/gelombang longitudinal. Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambs (2.2) Strain (e) dan Stress (s=7 luas. Hukum hooke menyatakan bahwa stress akan sebanding dengan strain pada batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi). eC = konstanta lame lPV (2.3) Keterangan : = + 2lm rat melalui medium padat, cair dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :

8. SV Gelombang-S
= m r = densitas Gambar 2.1 Gelombang-P. Gelombang S disebut juga gelombang shear/ gelombang transversal. Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya. Persamaan dari kecepatan Gelombang S (Vs) adalah sebagai berikut: r = rigiditas m8

Gelombang Love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S horizontal yang penjalarannya paralel dengan permukaannya =9 b. Gelombang Permukaan Gelombang permukaan merupakan salah satu gelombang seismik selain gelombang badan. Gelombang ini ada pada batas permukaan medium. Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang permukaan merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang besar, yang menjalar akibat adanya efek free surface dimana terdapat perbedaan sifat elastik . Jenis dari gelombang permukaan ada dua yaitu gelombang Reyleigh dan gelombang Love. Gelombang Reyleigh merupakan gelombang permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus dengan permukaan dan arah penjalarannya. Gelombang jenis ini adalah gelombang permukaan yang terjadi akibat adanya interferensi antara gelombang tekan dengan gelombang geser secara konstruktif. Persamaan dari kecepatan gelombang Reyleigh (VR ) adalah sebagai berikut: SR VV 92,0


Gelombang Love  3. Mekanisme penjalaran gelombang Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat dijelaskan sebagai berikut : a. Hukum Snellius Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar. Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat di bawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua 

2. PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI...



Prinsip Huygens Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet . Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme qq ====11 medium berbeda akan menimbulkan gelombang refraksi dan refleksi.  Pemantulan dan Pembiasan Gelombang. Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S. Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: S S S S P P P P r vv r vv i v sinsinsinsinsin 2121

Dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman  c. Prinsip Fermat Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah 4. Metode Seismik Refraksi Metode seismik adalah metode geofisika yang mempelajari bumi berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa. Metode ini dapat digunakan untuk eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Hal ini karena Kecepatan gelombang sangat berhubungan dengan densitas dan modulus elastisitas batuan bawah permukaan.

Refraksi disebut juga dengan pembiasan. Pembiasan adalah pembelokan berkas yang ditransmisikan. Metode seismik refraksi adalah metode seismik yang menggunakan prinsip pembiasan dalam perambatan gelombang. Metoda refraksi digunakan dalam mengkaji lapisan di bawah permukaan bumi pada kedalaman dangkal yang berkisar beberapa puluh meter. B. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Metode seismik refraksi merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode seismik refraksi. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas. Gelombang seismik

Refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 90° sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di bawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2 . Dengan menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan.Pembiasan dengan sudut kritis

Metode seismik refraksi (Sumber: P. N. W Verhoef, 1994) Pada metode refraksi, gelombang yang direfleksikan akan ditangkap oleh sederet geofon (atau oleh satu geofon). Seismograf akan mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah gelombang seismik untuk bergerak dari sumber energi mencapai geofon. Kedatangan pertama menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan

Gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Mekanisme perambatan dari pengambilan data berdasarkan gelombang seismic refraksi dapat digambarkan seperti gambar 9 . (P. N. W Verhoef, 1994) Tabel kecepatan perambatan gelombang primer suatu batuan Nama Material Vp (m/s) Tanah Alluvial 500-2100 Lempung 1100-2500 Loss 300-600 Pasir 200-2000 napal bongkah 400-1700 Batu Granit 4600-6000 Gaabro,dolerite,basalt 5000-6700 Batu pasir, serpih 1400-4500 Batu kapur, lembek 1700-4200 Batu kapur, kokoh 2800-6400 Marmer 5700-6400 Sabak 3600-4400 skis,gneiss 3500-7500 Tabel 2.1 Kecepatan seismik yang khas (gelombang P) (Sumber: P. N. W Verhoef, 1994) Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa metode seismik refraksi dapat digunakan untuk menentukan jenis batuan di bawah permukaan bumi. Jenis batuan dapat ditentukan dari kecepatan penjalaran gelombang yang ada di bawah permukaan bumi. Apabila kecepatan penjalaran gelombang berkisar 500-2100 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis alluvial. Tanah jenis alluvial Tanah Aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari endapan lumpur yang terbawa air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena

Terbentuk dari kikisan tanah humus. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1100-2500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis lempung. Tanah lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga dimanfaatkan untuk membuat gerabah. Apabila kecepatan penjalaran gelombang berkisar 300-600 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis loss. Tanah loss berasal dari endapan debu yang dibawa angin dari gurun danmengendap disekitarnya. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 200- 2000 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis pasir. Tanah Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 400-1700 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis napal bongkah. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 4600-6000 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batuan granit. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 5000-6700 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batu yakni gabro, dolerit, dan basalt. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1400-4500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batu jenis pasir serpihan. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1700-4200 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu kapur lembek. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 2800-6400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu kapur kokoh. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 5700-6400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu marmar (marmer). Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 3500- 4400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu sabak. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 3500-7500 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu skis dan gneiss.

3. PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKS



Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi dibumi baik yang bisa disebabkan secara alam maupun oleh buatan manusia. Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan bumi. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi melibatkan perlengkapan umum yang dapat digunakan dalam eksplorasi dengan menggunakan metode seismik adalah: a. Perlengkapan Pribadi, antara lain: 1) Baju lapangan 2) Sepatu lapangan, disesuaikan dengan medan yang disurvei 3) Topi 4) Makanan dan minuman 5) Obat pribadi (P3K) 6) Payung 7) Perlengkapan mandi (apabila survei yang dilakukan lebih dari satu hari dan diharuskan menginap). b. Alat Komunikasi, seperti handy talky (HT), handphone (HP)atau semaphore, peluit.Kompas c. Alat tulis d. Kertas berkotak disertai tabel untuk memudahkan mencatat hasil survei. e. Meteran f. Papan sebagai alas untuk menulis

Kamera untuk alat dokumentasi Alat yang digunakan untuk survei darat adalah alat yang digunakan untuk membuat sumber seismik dapat berupa palu seismik (hammer), ledakan (eksplosien), weigh drop, watergun dan truk seismik. Sedangkan alat penerima gelombang seismiknya adalah geophone. Alat lain yang digunakan dalam metode seismik adalah seismometer. Seismometer adalah alat yang digunakan untuk merespon getaran tanah akibat gempa bumi. Seismograf adalah gabungan antara seismometer dan alat perekam yaitu alat untuk mendeteksi dan merekam getaran tanah. Alat perekam merupakan serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Seismogram adalah rekaman dari getaran kerak bumi dalam kurun waktu tertentu, dari rekaman tersebut dapat diketahui seberapa besar getaran yang ditimbulkan oleh kerak bumi. (a) (a) Seismometer (b) Seismogram, (c) Seismograf Gambar 2.11 (a) Seismometer, (b) Seismogram, (c) Seismograf

Seismograf, alat pengukur gempa ada 2 jenis, yaitu: a. Seismograf Horizontal b. Seismograf Vertikal Seismograf Horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada Seismograf Horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Di bagian bawah terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam. Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita bergetar, sedangkan massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll pita tersebut yang disebut Seismogram. Seismograf Horisontal dan Seismograf Vertikal. Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut. Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat dan terdeteksi.

keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik jika pada sebuah stasion BMG dipasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf yaitu 2 pasang Seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timur–barat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi. Peralatan yang digunakan oleh seismik drilling diantaranya adalah: a. Mesin Power Rig Mesin Power Rig adalah mesin pemutar bor yang digunakan pada pemboran. Mesin ini sesuai untuk melakukan pengeboran dengan kedalaman 22 sampai 30 m danmembutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, serta dapat menembus batuan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan rotari. b. Mesin Dephi Pump Alat ini berfungsi untuk menyedot air dan mengalirkannya ke lokasi pengeboran. c. Mesin Mud Pump Mud Pump berfungsi untuk menyedot air yang bercampur dengan cutting pemboran dan mengalirkannya menuju pipa bor. Lumpur ini berfungsi untuk menekan tanah agar gembur, mengangkat cutting hasil pengeboran dan melindungi mata bor agar tidak bergesekan langsung dengan batuan. Jika lubang bor sangat dalam, maka mesin mud pump dapat dirangkai secara seri untuk memperbesar tekanan. d. King Swivel Alat ini digunakan untuk menyambung selang dari mud pump ke pipa bor. King swivel tidak dilakukan pada pengeboran dengan menggunakan power rig dan Jackro. King swivel digunakan pada pengeboran dengan metode flushing. e. Pipa Bor .

Pipa bor berguna untuk mengalirkan air atau lumpur ke dalam lubang bor selama pengeboran. Pipa bor memiliki panjang 1,5 m dengan persambungan pada kedua ujungnya. f. Mata Bor Mata bor berguna untuk mengikis tanah atau batuan pada lubang bor. Pada mata bor terdapat lubang untuk mengalirkan air atau lumpur. g. Tripus Tripus adalah mata bor khusus yang terbuat dari intan kasar. Mata bor ini digunakan untuk menghancurkan batuan keras, tetapi tidak bisa bekerja pada batuan halus atau tanah lembut. h. Kunci Inggris Alat ini digunakan untuk menyambung dan melepaskan pipa bor. Selain itu juga difungsikan untuk mengangkat dan melepaskan pipa bor. i. Fire Hose Fire Hose adalah selang air yang digunakan untuk mengalirkan air ke tempat pengeboran. j. Polimer Polimer digunakan untuk menghindari terjadinya keruntuhan pada dinding lubang bor. Cairan ini digunakan dengan cara mencampurkannya dengan air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor. Cairan ini sangat dibutuhkan terutama pada tanah yang berpasir. k. Ginagol Alat ini digunakan untuk menyaring air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor. l. Lastok Alat ini berupa pipa yang digunakan untuk memasukkan bahan peledak ke dalam lubang pengeboran. Lastok terbuat dari bahan alumunium untuk menghindari timbulnya api, yang dapat menyulut bahan peledak, akibat gesekan.

Daya Gel meledak karena dipicu oleh ledakan detonator p. Speedy Loader Speedy loader berupa plastik berbentuk kerucut yang dipasang bersama Daya Gel dan detonator. Speedy loader berbentuk kerucut di pasang di bagian depan Daya Gel yang berfungsi untuk mempermudah bahan peledak untuk dimasukkan ke dalam lubang bor. q. O Ring O Ring adalah cincin besar yang terbuat dari plastik untuk mengikat kabel detonator. Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam mengambil kabel detonator yang ditanam di dalam lubang bor. Detonator meladak akibat arus listrik tersebut · Kabel detonator diberikan arus listrik · Detonator dimasukkan ke dalam Daya Gel ·24 m.Dummie Load Dummie load berfungsi untuk memeriksa kebersihan dan kedalaman lubang bor. Dummie load memiliki bentuk silinder panjang yang memiliki diameter hanya sedikit lebih kecil dari pada diameter lubang bor. n. Daya Gel Daya Gel adalah salah satu jenis bahan peledak yang berbentuk gel. Daya Gel berbentuk batang dengan panjang 0,25 m, diameter 3 inci, dan berat 0,5 kg. Daya Gel dikemas dalam plastik dan diberikan lapisan lilin agar terlindungi dari air. Daya Gel merupakan bahan peledak pasif karena membutuhkan stimulan dari detotator agar dapat meledak. o. Detonator Detonator adalah bahan peledak aktif yang berfungsi sebagai sumbu ledak. Detonator dapat meledak apabila diberikan tegangan di atas 6 volt. Proses peledakannya adalah sebagai berikut:

Anchor Anchor adalah besi yang dipasang di bagian luar bahan peledak yang berfungsi untuk menahan bahan peledak agar tidak terdorong kelaur lubang bor. Gambar 2.13 Speedy Loader dan Anchor (Sumber: Ulla, 2008) Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi 1. Survei lapangan Tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk mencapai tujuan survei secara efisien, yaitu menggunakan informasi yang ada pada peta topografi dan peta geologi. Rekaman titik penerima kedatangan pertama (first arrival) merupakan gelombang langsung dan kedatangan pertama (first break) dari gelombang refraksi tidak muncul (Parasnis, D.S, 1973). 2. Pengambilan data/ akuisisi data seismik a. Topografi Dalam survei seismik posisi koordintat SP (shot point) dan TR (trace) sangat penting sekali diperhatikan, karena hal ini menyangkut dengan kualitas data yang akan dihasilkan. Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus diperhatikan : 1) Trace interval : Jarak antara tiap trace

Shot point interval: jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya 3) Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh 4) Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat 5) Jumlah shot point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan 6) Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP 7) Record length lamanya merekam gelombang seismik 8) Fold coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan b. Pengukuran Titik Kontrol Langkah pertama dalam pembuatan titik kontrol adalah mendistribusikan pilar-pilar GPS pada seluruh area. Kemudian BM GPS ini dipasang pada area survei sesuai dengan distribusi di mana pilar tersebut dipasang. Titik BM yang telah diketahui digunakan untuk menentukan koordinat-koordinat lain yang belum diketahui, misalnya koordinat shoot point atau koordinat receiver. Pada dasarnya pengukuran GPS selalu diikatkan dengan titik dari Bakosurtanal yang bertujuan untuk mengikatkan titik koordinat secara global sehingga titik koordinat tersebut dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta yang lain. Gambar 2.14 Pengukuran Titik Kontrol

Pengukuran Lintasan Seismik 1) Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan patok SP dan TR Pengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak (SP) dan titik rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan total station. 2) Pembuatan Titian dan Rintisan Titian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika survei menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati sepeti: irigasi, parit, sungai atau rawa Sehingga mengefektifkan waktu dan kerja crew baik drilling maupun recording.  Pengukuran Lintasan Seismik d. Pemboran dangkal/Drilling Drilling adalah pemboran dangkal pada survei Seismik yang bertujuan untuk membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source) pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan tes percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah lapisan lapuk (weathering zone).

Pemasangan dinamit/Preloading Pada survei seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat. Dinamit yang digunakan dalam tabung plastik dan dapat disambung- sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah. Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.


Perekaman /Recording Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre). Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan posisi dan lintasannya berdasarkan desain survei 2D. Pada saat perekaman, yang memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat recording yang disebut LABO. Gambar 2. 18 Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain: 1. Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace. 2. Geophone: Penerima getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog. 3. SU (Stasiun Unit): Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam digital yang akan ditransfer ke LABO. 4. PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A / 16 Volt.  Penembakan (Shooting) Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna, kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan baik, banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah misfire yang sering digunakan di lapangan: 1) Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak 2) Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak

Loss wire : kabel deto tidak ditemukan 4) Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah 5) Line Cut : kabel terputus saat shooting 6) Parity Error : instrumen problem 7) No CTB : no confirmation time break 8) Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan 9) Reverse Polaritty : polaritas terbalik 10) Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record atau blaster) 11) Dead Trace : trace mati 12) Noise Trace : terdapat noise pada trace  Survei Seismik) 3. Pengolahan Data Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi, maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah juga. Urutan Pengolahan data seismik dapat berbeda-beda tergantung dari perangkat lunak yang digunakan. Namun secara garis besar urutan pengerjaan pengolahan data adalah sama. Secara umum tahap pengolahan data seismik adalah sebagai berikut: a. Field Tape Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu. Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics) b. Demultiplex

Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. c. Gain Recovery Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik yang lebih mudah diinterpretasi. d. Editing dan Muting Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data. e. Koreksi statik Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver) sehingga shot point dan receiver seolah- oleh ditempatkan pada datum yang sama. f. Dekonvolusi Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi vmerupakan suatu filter. Bumi merupakan low pass

Filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi berkurang. g. Analisis Kecepatan Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum. h. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertikal (normal incident). i. Stacking Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan untuk mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP yaitu trace- trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren. j. Migrasi Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena


Penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan). 4. Interpretasi Data Interpretasi seismik itu terdiri dari dua bagian, yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Tahapan interpretasi biasanya diawali dengan kualitatif lalu kemudian ke kuantitatif. Interpretasi merupakan suatu cara analisis menafsirkan keadaan bawah permukaan dari data geofisika. Interpretasi geofisika merupakan cara menafsirkan dan menyimpulkan sebaran data geofisika yang dikaitkan dengan cara analisis serta batasan fisis yang digunakan, sedangkan interpretasi geologi adalah cara menafsirkan data hasil interpretasi geofisika menjadi model geologi bawah permukaan. Interpretasi seismik refraksi memiliki keterbatasan yang berarti banyak alternatif model yang dibuat untuk satu set data tertentu yang tergantung asumsi, parameter, serta cara pendekatan yang dipakai. Analisis kuantitatif diturunkan dari kurva travel time untuk mendapatkan parameter bawah permukaan. Metode ini menggunakan analisis gelombang pandu yang umumnya disebut first break dan akan berhasil dengan baik jika kecepatan gelombangnya semakin ke bawah semakin besar (Taib, M. I. T, 2000).

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di depan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Metode seimik refraksi Metode seismik refraksi adalah metode geofisika yang mempelajari bumi berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa dalam permukaan bawah permukaan bumi yang menggunakan prinsip pembiasan. 2. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. 3. Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi a. Survei lapangan Merupakan tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk mencapai tujuan survei secara efisien, b. Pengambilan data/ akuisisi data seismik 1) Topografi 2) Pengukuran titik control 3) Pengukuran lintasan seismik .

Pemboran dangkal/Drilling 5) Pemasangan dinamit/Preloading 6) Perekaman/Recording 7) Penembakan/Shooting c. Pengolahan data Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. d. Interpretasi data. Interpretasi merupakan suatu cara analisis menafsirkan keadaan bawah permukaan dari data geofisika B. Saran Selain pembahasan mengenai eksplorasi permukaan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi, penulis menyarankan: 1. Dapat dilakukan kajian lebih lanjut tentang metode geofisika yang lain yang berguna untuk mengetahui sumber daya alam yang tersimpan di dalam lapisan bawah permukaan bumi. 2. Untuk menambah wawasan, pembaca disarankan untuk membaca aplikasi lain dari metode seismik refraksi sebagai upaya untuk eksplorasi lapisan bawah permukaan bumi. 3. Untuk membandingkan hasil litologi batuan bawah permukaan perlu adanya pengujian batuan lebih lanjut.


Daftar Perusahaan EPC Oil & Gas Indonesia





1. Amerada Hess Indonesia
Sentral Senayan I, Lvl 5
Jl. Asia Afrika No. 8, Jakarta 10270
Indonesia
Tel: (62) 21 572 5744
Fax: (62) 21 572 5733
Website: 
www.hess.com
Key Person
Mike Hughes
General Manager

2. Anadarko Indonesia Company
Jakarta Stock Exchange Bldg, Tower I
Lvl 29, Suite 2902
JL. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel: (62) 21 3006 1600
Fax: (62) 21 3006 1699
Website: 
www.anadarko.com
Key Person
Bob Gregory
Project Drilling Engineering Advisor
Email: robert.gregory@anadarko.com

3. ANP Energy, PT
Kantor Taman E 3.3 Unit D-2
Jln. Mega Kuningan Lot. 8.6-8.7
Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950
Indonesia
Tel: (62) 21 5795 0421-23
Fax: (62) 21 5794 2031
Email: energy@ptanp.com
Website: 
www.ptanp.com



4. Apex (Bengara - II) Ltd
[Head Office]
Griya Ampera 3rd Floor
Jl. Ampera Raya 18, Jakarta 12560
Indonesia
Tel: (62) 21 781 7055
Fax: (62) 21 781 7055
Email: apexb2@rad.net.id
Website: 
www.continentalenergy.com
Key Person
Richard L. McAdoo
President & CEO

5. Apex Bengara Ltd
[Operational Office]
Jl. Durian Rt.01/01 Kampung Empat
Tarakan 96115, Indonesia
Tel: (62) 452 27993
Fax: (62) 452 27993
Key Person
Boy T. Arief
Site Manager

6. Arun Natural Gas Liquefaction Co (Arun NGL Co.), PT
Nusantara Building, 11th Floor
Jl. M. H. Thamrin Kav. 59
Jakarta 10350, Indonesia
Tel: (62) 21 3143107
Fax: (62) 21 330351
Key Person
Ariffi Nawawi
Vice President Director

7. Australian Worldwide Exploration Limited
Arkadia Office Park, Tower C Lvl 10
Jl. TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520, Indonesia
Tel: (62) 21 780 3522
Fax: (62) 21 780 3566
Email: awexp@awexp.com.au
Website: 
www.awexp.com.au

8. Badak NGL, PT
Wisma Nusantara 9th Floor
Jl. M.H. Thamrin No. 59
Jakarta 10350, Indonesia
Tel: (62) 21 3193 0243/3193 6317
Fax: (62) 21 3142 974
Website: 
www.badaklng.co.id

9. Badak NGL, PT
[Plant Site Bontang]
Bontang 75324
East Kalimantan, Indonesia
Tel: (62) 548 42100/21133
Fax: (62) 548 27500/21605/22388

10. Badan Operasi Bersama (BOB)
PT. Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu
Menara Bank Danamon Lt. 20
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E IV/6
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950, Indonesia
Tel: (62) 21 5799 1552
Fax: (62) 21 5799 1553
Website: www.bobcpp.co.id
Key Perosnnel
Karsani Aulia
General Manager
Budi Abrar
Email: bdabrar@bobcpp.co.id

11. Bangadua Petroleum, PT
Ratu Prabu Bldg, Lvl 2
Jl. TB. Simatupang Kav. 20
Jakarta 12560, Indonesia
Tel: (62) 21 7884 9696
Fax: (62) 21 7884 9694
Email: bangadua@bangadua.co.id
Key Person
B. Bur Maras
Director

12. BG International Limited
Setiabudi Atrium Suite 802, Lvl 8
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62
Jakarta 12920, Indonesia
Tel: (62) 21 521 0670/71/72/73
Fax: (62) 21 521 0675
Key Personnel
Peter Brock
General Manager
Colm J. Kearney
Exploration Manager

13. Bina Karindo Yacoagung, PT
Jl. Pangeran Jayakarta, No.42
Sawah Besar, Jakarta Pusat
Indonesia
Tel: (62) 21 629 6166/624 9155
Fax: (62) 21 639 8111
Email: binakarindo@cbn.net.id
Key Person
Tjahyadi Sukinata
President Director

14. Bina Wahana Petrindo Meruap, PT
Gelael Building, 2nd Floor
Jl. Tebet Raya 8-10
Jakarta 12810, Indonesia
Tel: (62) 21 8370 3620
Fax: (62) 21 8370 3621
Email: bwpm@bwpmeruap.com
Key Person
Buddy Beer
General Manager

15. Black Gold Energy LLC
Plaza City View 5th Floor
Jl. Kemang Timur No. 22
Jakarta 12510, Indonesia
Tel: (62) 21 718 2008
Fax: (62) 21 718 2010
Website: 
www.blackgoldenergy.com
Key Person
Louis Rothenberg
Email: lrothenberg@blackgoldenergy.com

16. BP Indonesia - updated from agan R41S
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower D-5
Jl. TB. Simatupang Kav. 88
Jakarta 12520, Indonesia
Tel: (62) 21 7883 8000
Fax: (62) 21 7854 9056
Website:
 www.bp.com/indonesia
Key Person:
William Lin (SPU Leader & President, Asia Pacific)

17. Buana Sadpetra Sebasa Ltd
Wisma Raharja, 6th Floor
Jl. LetJend TB. Simatupang Kav. 01
Cilandak Timur, Jakarta Selatan 12560
Indonesia
Tel: (62) 21 7883 5002/5103
Fax: (62) 21 7883 5044
Key Person
Suwandi Sumadipraja
General Manager

18. Bumi Parahyangan Energi, PT
Gedung Gajah, Blok As
Jl. DR. Saharjo No. 111
Jakarta 12810, Indonesia
Tel: (62) 21 8379 5064
Fax: (62) 21 829 3879
Website:
 www.ptbpe.com
Key Person
Achmad Subagdja Adeng
President Director

19. Bumi Parahiyangan Ranhill Energia Citarum Pte Ltd
Bapindo Plaza, Mandiri Tower 22nd Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55
Jakarta 12190, Indonesia
Tel: (62) 21 527 7002
Fax: (62) 21 527 7004
Email: bprec@bprec.co.id
Key Person
David Lamb
General Manager

20. Caltex Pacific Indonesia
Gedung Sarana Jaya
Jl. Budi Kemulian I/1
Jakarta 10110, Indonesia
Tel: (62) 21 351 2151
Fax: (62) 21 351 2065/2066
Website: www.chevron.com
Key Personnel
Ir. Suwahjuhadi Mertosono
Vice President Director
Ruskamto Soeripto
GM Exploration

21. Chevron Pacific Indonesia
Sarana Jaya Bldg., Lvl 17
Jl. Budi Kemuliaan I No. 1
Jakarta 10110, Indonesia
Tel: (62) 21 3435 1390
Fax: (62) 21 3435 1289
Key Person
Suwito Anggoro
Sr. VP Exploration & Bus. Development

22. Citic Seram Energy Ltd
Menara Citibank, Lvl 3 & 6
Jl. Metro Pondok Indah Kav.II BA
Jakarta Selatan 12310, Indonesia
Tel: (62) 21 766 2840
Fax: (62) 21 766 2845
Email: joffice@citicseram.com
Key Personnel
Tang Zhongfu
General Manager
Pan Shijing
VP. Operations

23. CNOOC South East Sumatera (SES) Ltd
Jakarta Stock Exchange Building
Tower 1, 18th - 22nd Floor
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52
Jakarta 12190, Indonesia
Tel: (62) 21 515 1001/9033
Fax: (62) 21 515 1051/9601/1063
Email: sugiarto_moechammad@cnooc.co.id
Website:
 www.cnoocltd.com
Key Person
N. Guritno
Exploration Manager

24. ConocoPhillips Indonesia
Wisma 46, Kota BNI, Lvl 20-41 & 29
Jl. Jend. Sudirman Kav. 1
Jakarta 10220, Indonesia
Tel: (62) 21 574 2120
Fax: (62) 21 574 2112/3
Website: 
www.conocophillips.com
Key Personnel
William L. Bullock
President & GM
Randy Thompson
V.P. Exploration

25. ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd
Setiabudi Building 2nd Fl., Ste 3A0
Jl. H.R Rasuna Said Kav 62
Jakarta 12920, Indonesia
Tel: (62) 21 5290 6610
Fax: (62) 21 5290 0510
Key Person
Firman Syarif
Email: firman.syarif@conocophillips.com

26. ConocoPhillips Indonesia Inc
Ratu Prabu 2 Building, 11th Fl.
Jl. T.B. Simatupang Kav 18
Jakarta 12560, Indonesia
Tel: (62) 21 7854 2142
Fax: (62) 21 7854 2282
Key Person
Vaughn L. Ball
Email: vaughn.ball@conocophillips.com

27. KBR Indonesia - Jakarta Engineering Center
Landmark Bld. Tower B, 12th Floor
Jl. Sudirman Kav 1
Jakarta 12910
Indonesia
Phone: 62.21 3006.1000
Fax: 62.21 3000.2040