My Galery

WELCOME MY BLOGER . vickybabel10.blogspot.com. DRILLING. RECORDING. HSE. TOPOGRAFI. FREELOADING. CLEARING / BRIDGING. SEISMIC SURVEY ACQUISITION

Thursday, May 3, 2018

PENTINGNYA FOOD SAFETY DALAM PENCEGAHAN KASUS KERACUNAN MAKANAN PADA SISWA SEKOLAH


Minggu 24 September 2017 Ratusan siswa siswi keracunan makanan saat mengikuti Jambore di Bumi Perkemahan Cibubur, Cipayung, Jakarta Timur. Kapolres Jakarta Timur, Andry Wibowo membenarkan adanya kejadian itu dan mengatakan bahwa para siswa yang keracunan berasal dari SMPN 184 Jakarta setelah menyantap nasi kotak. Korban keracunan paling parang hingga buang-buang air besar. Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Perawatan RS Polri Dokter Yayok Witarto menjelaskan, saat tiba di rumah sakit, kondisi para pelajar itu muntah-muntah dan setelah mendapatkan tindakan medis, beberapa siswa diperbolehkan pulang. Total ada 44 anak yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Dan yang diharuskan rawat inap ada 13 orang
Sedangkan informasi dari pesan berantai yang beredar soal keracunan yang menimpa siswa SMPN 184 Jakarta di Bumi Perkemahan Cibubur. Dalam pesan tersebut disebutkan 145 siswa menjadi korban.
Membaca berita diatas, sebagai praktisi di dunia Food Safety & Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) pasti kita prihatin, Dan ijinkan saya dalam artikel kali ini membahas tentang Food Safety atau biasa dikenal dengan Kemanan Pangan. Dalam Sistem Manajemen Kemanan Pangan ada tiga (3) persyaratan makanan dinyatakan sesuai Persyaratan untuk dikonsumsi Anak& Remaja yaitu : Sehat , Bersih & Aman
Artinya Makanan memenuhi kebutuhan gizi anak, Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan & Bebas dari kotoran.
 Bahaya yang dapat mengkontaminasi makanan antara lain :
  • Fisik, seperti tanah, karet, plastik, rambut, dll
  • Biologis, disebabkan oleh bakteri (akibat kesalahan saat pemasakan, penyimpanan)atau binatang
  • Kimia seperti borax, pewarna textil, formalin
Bahan kimia yang biasa ditambahkan dalam makanan disebut dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP) antara lain
  • Pewarna, baik  buatan : tartazin, sunset yellow atau dari bahan  alami : karamel, klorofil, kurkumin
  • Pemanis , contohnya aspartam
  • Pengawet contohnya Na-benzoat
  • Penyedap rasa, contohya Mono Sodium Glutamate (MSG)
  • Pengenyal, contohnya : Galatin, Karagenan
  • Pengembang
  • Emulsifier
Bahan-bahan Tambahan Pangan diatas boleh saja ditambahkan asalkan sesuai ketentuan BPOM atau tidak Over DOSIS
Nah dengan memahami Food Safety kita dapat menerapkan ketentuan dalam memilih vendor makanan untuk menu anak-anak kita dalam kegiatan ekstra kurikuler di Sekolah
Bagi kita praktisi Food Safety dan/atau K3 diperusahaan kita sudah diberi panduan oleh Kemenkes dalam memilih Vendor Kantin berdasarkan Permenkes 1096/2011 diantara nya adalah :
1.   Sertifikat laik hygiene sanitasi jasa boga yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan setempat;
2.   Sertifikat pelatihan/Kursus hygiene sanitasi bagi pemiliki/pengusaha;
3.   Sertifikat pelatihan/kursus hygiene sanitasi bagi penjamah makanan
4.   Hasil Laboratorium sampel makanan yang meliputi fisik, kimia, maupun bakteri.
5.   Hasil Medical Check Up tenaga penjamah makanan yang meliputi pemeriksaan fisik, darah, urin, Rontgen dan rectal swab. MCU ini dilakukan selama 6 bulan sekali.
Minimal ketentuan pemilihan vendor makanan untuk menu anak-anak kita dalam kegiatan ekstra kurikulernya adalah ada Sertifikat diatas. Jika memungkinkan bersama dengan Persatuan orang tua murid , kita juga dapat mencari dan mendatangi vendor catering yang memperhatikan kebersihan fasilitas dan tempat penjualan untuk mencegah kontaminasi silang terhadap produk, serta mempraktekkan cara pengolahan pangan yang baik terutama memperhatikan persyaratan higiene dan sanitasi.

Dan jangan sampai kita memberi jajanan di kaki lima sebagai menu konsumsi anak-anak kita
Dari hasil Penelitian terhadap beberapa sumber bahaya pada Makanan Siswa Sekolah adalah sebagai berikut :
1.   Minuman : Hasil Penelitian terhadap sampel minuman yang di konsumsi siswa menunjukkan Cemaran mikrobiologis bakteri Salmonella paratyphi A (penyebab typhus) terdeteksi di 25% - 50% . Bakteri ini kemungkinan berasal dari air atau es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu
2.   Mie, Bakso dan Tahu Kuning : Hasil Penelitian terhadap beberapa sampel bakso mengandung boraks, 4 sampel mie basah terditeksi mengandung formalin & 3 Sampel tahu kuning terditeksi mengandung formalin
3.   Frozen Food / Cilok : Hasil Penelitian terhadap beberapa sampel mengandun boraks (6 dari 16 sampel yg diteliti). Boraks atau biasa disebut dengan garam Bleng adalah pengenyal makanan  
4.   Kerupuk : Hasil Penelitian terhadap beberapa sampel krupuk berwarna merah yang berbahan dasar tapioka/kanji  hasilnya 3 sampel ternyata 2 positif  menggunakan pewarna yang dilarang yaitu Rhodamin B dan Amarant. Kerupuk berbahan baku terigu dan beras (gendar) diteliti ternyata ada yang mengandung garam Bleng (boraks) agar mengembang.
5.   Saos tomat yang biasa menemani menu utama makanan  : Hasil Penelitian terhadap lima (5) produk, ternyata dua (2) sampel mengandung pewarna Rhodamin B, satu (1) sampel mengandung pewarna yang dilarang Amaranth dan tiga (3) sampel saos mengandung pengawet Na Benzoat > 1000 ppm.
Data dari Kementrian Kesehatan berikut adalah BAHAYA mengkonsumsi Bahan Tambahan Pangan (BTP) Ilegal secara berulang-ulang dan dalam waktu lama (kronis) antara lain :
1.   Boraks à : akan terjadi penimbunan pada otak, hati dan jaringan lemak
2.   Formalin : menyebabkan muntah darah, diare, kanker paru, kejang-ejang, kencing darah sampai kematian.
3.   Rhodamin B :  menyebabkan radang kulit alergi, dan  gangguan fungsi hati/kanker hati.
4.   Methanil Yellow :  menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandung kemih.
5.   Pemanis buatan : mengakibatkan kan kematian
Dampak Makanan dengan BTP Ilegal terhadap Kesehatan Anak/ Remaja :
1.   Hasil Penelitian di US terhadap  anak-anak yang suka jajan lebih dari 4 x dalam seminggu maka memiliki Resiko lebih tinggi terhadap  penyakit Degeneratif  ( penyakit yang terjadi ataupun mengiringi dengan proses penuaan pada seseorang. Penyakit ini sering terjadi ketika bertambahnya usia seseorang yang juga diakibatkan oleh berkurangnya atau menurunnya fungsi organ tubuh manusia )
2.   Obesitas (kelebihan BB) & Jangka Panjang : hipertensi, diabet melitus, penyakit jantung dan kanker akibat Mkn jajanan umumnya tinggi tepung,  gula lemak, garam dan kolesterol  
Dan bagi Sekolah dan Pemkot /Dinas Pendidikan semoga dapat menggiatkan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan keberadaan kantin sekolah yang sehat dan bersih sebagai upaya pencegahan keracunan makanan pada siswa sekolah.
Dimana jika ada kegiatan Ekstra Kurikuler seperti perkemahan dan membutuhkan konsumsi dalam jumlah yang tidak sedikit maka dapat menggunakan jasa catering kantin di sekolah. Dan semoga kedepannya melalui Peran Pemerintah yaitu BPOM dan pihak yang berwenang lainnya dapat mewajibkan para produsen Catering menggunakan BTP sesuai aturan, dan bagi yang masih menggunakan BTP ilegal akan mendapatkan tindakan tegas. Aammiiiin YRA